Liburan musim panas kali ini lebih panas dari biasanya, aku dan ibuku kembali ke kampung halaman untuk mengunjungi makam kakek nenek kami dan tinggal di rumah Bibi Ryo selama beberapa hari. Tentu saja rumah berbahan kayu yang dikelilingi ladang luas tidak akan dilengkapi AC sehingga membuat saya berkeringat tanpa henti. Kali ini ibuku memaksaku datang ke sini karena dia ingin memberikanku kepada Bibi Ryo untuk mengajar. Setelah menyerahkanku kepada bibiku, ibuku keluar sepanjang hari dan tidur, sungguh tak bisa berkata-kata. Bibi Ryo masih sama, tetap cantik dan menawan, serta memiliki kedewasaan seperti wanita yang sudah menikah. Sejak kecil, saya sangat menyayangi bibi saya, jadi setiap kali saya bertemu dengannya, saya menjadi sangat pemalu. Sepertinya suamimu selalu asyik bekerja ya? Sejak datang ke sini saya belum pernah melihatnya. Keesokan harinya, ketika ibu saya pergi mengunjungi makamnya, saya diajari bahasa Inggris oleh Bibi Ryo. Dengan hanya dua orang yang tersisa di bawah satu atap, saya dapat mendengar detak jantung saya dengan jelas. Aku tidak tahu harus berbuat apa ketika Bibi Ryo menatapku dengan senyum menggoda dan mendekat ke arahku...